Tidak ada manusia yang luput dari cobaan hidup. Tidak ada keberhasilan yang tidak melewati ujian dan rintangan. Semakin bertambah usia seseorang, semakin kencang pula angin kehidupan berhembus untuk menguji ketegaran dan keimanannya. Saat jabatan diamanatkan di pundak seseorang, saat itu pula cobaan dan godaan datang menghadang silih berganti, untuk menguji apakah ia betul-betul layak mengemban amanat jabatan tersebut dengan benar-benar bisa menjaganya.
Hidup dan mati memang diciptakan Sang Pemilik semesta sebagai wahana ujian untuk memilih siapa makhluk-Nya yang terbaik. Mengapa harus repot-repot menjadi orang yang terbaik? Karena hal itulah tujuan hidup manusia. Jika manusia tidak memiliki tujuan hidup yang jelas dan luhur, selamanya ia akan didera kebingungan dan kegelisahan, tidak ubahnya seperti orang tersesat di tengah hutan dan tidak tahu ke mana jalan pulang. Jika manusia tidak lagi memikirkan tujuan hidupnya, berarti ia merendahkan dirinya menjadi seperti benda, hewan, atau tumbuhan.
Makna terbaik bukan hanya dalam aspek jabatan, harta, ilmu, atau rupa fisik. Lebih dari itu, terbaik juga berarti tindakan yang bermanfaat seluas-luasnya bagi banyak orang. Terbaik juga berarti seberapa jauh kita mampu meneladani sifat Sang Pencipta Yang Maha Sempurna. Pada gilirannya, memperoleh predikat terbaik berarti memperoleh hadiah kebahagiaan di dunia dan akhirat yang diberikan oleh Allah.
Ujian hidup bukanlah bentuk kekejaman dari Sang Pencipta. Sebagaimana ujian sekolah bukanlah bentuk hukuman sewenang-wenang dari sang guru untuk murid-muridnya. atau bahkan mahasiswa yang di hadapkan dengan UTS or UAS, karena memang sebelumnya sudah ada pelajaran or mata kuliah yang telah diberikan oleh sang guru atau dosen. Begitu pula ujian hidup. Allah sudah membekali manusia dengan akal, hati nurani, kitab suci, dan wejangan para Nabi-Nya. Jika bekal itu sudah diberikan, maka pada saatnya ujian itu akan datang.
Setiap ujian tentu tidak mudah. Kalau semua ujian pasti bisa dijawab, tidak perlu ada ujian. Kalau tidak ada ujian, nyaris tidak ada bedanya orang yang tekun belajar dengan orang yang pemalas. Kalau tidak ada ujian, tidak diketahui siapa yang terbaik. Jika tidak diketahui siapa yang terbaik, tidak akan ada bedanya antara koruptor dengan maling ayam; tak akan ada bedanya antara orang yang taat dengan orang yang khianat.
Allah berikan ujian adalah karna hendak menaikkan derajat seseorang di sisi_Nya di Akhirat kelak. Ketinggian darjat di sisi Allah ini adalah untuk orang-orang yang taat dengan Allah ketika di dunia . Di dunia dia banyak berbuat amal soleh, amal kebajikan tapi masih lagi Allah beri ujian yang berat kepadanya. Ini tidak lain tidak bukan ialah untuk meninggikan derajatnya di Akhirat kerana ketabahannya dan kesabarannya menghadapi ujia. Ujian paling berat kita lihat dalam sejarah seperti yang dikisahkan oleh para Nabi dan Rasul yang mana ia sangattabah dan ikhlas dalam menhadapi ujian tersebut.
Manusia apabila ditimpa musibah sebagai ujian hidupnya, dia akan mudah insaf akan kesalahan yang telah dilakukan. Jika tidak dia akan mudah lupa daratan, merasa diri hebat, tidak mau terima pendapat orang lain. Tetapi jika seseorang itu tidak tahan dengan ujian yang dihadapkannya, ia akan hilang pertimbangan dalam ujian itu.
Di sisi lain, memang tak ada manusia yang sempurna. Setiap orang bisa saja tergelincir dalam sebuah kesalahan. Setiap orang bisa saja menjadi tertutup mata hatinya sehingga sebuah keburukan seolah terlihat sebagai kebaikan. Namun, orang yang arif akan segera menyadari kesalahannya, sehingga bisa kembali ke jalan yang semestinya ia tapaki. Bukankah Allah juga Maha Pemaaf bagi para hamba-Nya yang banyak
dosa?
Hidup memang banyak rintangan tp moga aja kita sebagai hamba_Nya bisa menhadapi ujian dg baik . . Hidup ini indah kalau kita syukur,tetap semngat jalani hidup ini.
0 komentar:
Posting Komentar